Tepuk tangan panjang mengiringi momen itu, seolah menjadi wujud apresiasi atas perjalanan panjang sekolah dalam menanamkan budaya berbagi kepada peserta didiknya.
Penghargaan tersebut bukan capaian yang datang dalam semalam. Sejak tahun 2018, SD Muhammadiyah Manyar telah melibatkan siswa dalam Program Filantropi Cilik, sebuah gerakan edukasi karakter yang mengajarkan empati, kepekaan sosial, dan kebiasaan berbagi sejak dini.
Dari tahun ke tahun, program ini terus berkembang—tidak hanya dalam angka donasi, tetapi juga dalam kesadaran dan antusiasme siswa.
Kepala sekolah menyampaikan bahwa strategi pembiasaan menjadi kunci keberhasilan program ini. Sekolah menggunakan metode sederhana namun bermakna: kaleng filantropi di loker setiap siswa.
“Sebelum siswa berbelanja di minimarket sekolah, mereka diajak menyisihkan sedikit uang sakunya,” jelasnya.
Pendekatan tersebut menjadikan kegiatan filantropi bukan sekadar program, tetapi bagian dari rutinitas harian siswa—dilakukan ringan namun penuh kesadaran.
Pengelolaan dana pun dilakukan secara sistematis. Guru kelas melakukan pendataan, kemudian dilakukan rekap bulanan oleh koordinator kesiswaan sebelum diserahkan kepada Lazismu Daerah.
Untuk menambah motivasi, sekolah menyediakan piala bergilir setiap fase—mulai dari kelas I hingga kelas VI. Pengumuman dilakukan awal bulan, menciptakan kompetisi sehat penuh semangat kebaikan antar kelas.
Lebih dari sekadar angka atau trofi, program ini telah memberikan perubahan nyata pada karakter peserta didik. Nilai-nilai empati, kepedulian, dan kepekaan sosial tumbuh secara alami. Kepala sekolah menyebut program ini sebagai investasi masa depan.
“Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang tidak individualis. Mereka perlu memahami bahwa kebaikan kecil dapat memberi dampak besar bagi orang lain.”
Dana filantropi yang terkumpul disalurkan terutama bagi anak yatim dan keluarga prasejahtera, khususnya untuk mendukung kebutuhan pendidikan. Dengan demikian, keikhlasan siswa Manyar turut menjadi bagian dari rantai kebermanfaatan yang lebih luas.
Penghargaan Filantropi Cilik Terbanyak Juara 1 tahun ini menjadi penanda bahwa apa yang telah dilakukan SD Muhammadiyah Manyar bukan hanya program unggulan, tetapi sebuah budaya yang mengakar—budaya memberi, budaya peduli, dan budaya tumbuh bersama.
Semoga sinergi antara Lazismu, Majelis Dikdasmen, dan sekolah-sekolah Muhammadiyah di Gresik terus berlanjut melahirkan tunas-tunas bangsa yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang lembut dan tangan yang gemar berbagi.
