Aisyi Anggun Hidayati: Lentera Pendidikan Sepuluh Anak Asuh
Kisah inspiratif Aisyi Anggun Hidayati, donatur setia Lazismu Gresik, membiayai pendidikan 10 anak asuh sebagai bentuk komitmen dan dorongan pengalaman pribadi.
Tagar.co — Kisah inspiratif datang dari Aisyi Anggun Hidayati (34 tahun, asal Gresik), salah satu donatur tetap Program Orang Tua Asuh Lazismu Gresik. Dalam acara Gathering Orang Tua Asuh, Aisyi mengungkapkan komitmennya untuk membantu meringankan beban biaya pendidikan para pelajar, Sabtu (22/11/2025).
Ia telah membiayai dana pendidikan sepuluh anak asuh selama satu tahun ajaran. Hal ini menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam mendukung dunia pendidikan. Aisyi yang tinggal di Perumahan Pongangan Indah, Manyar, Gresik, telah bergabung dengan program Lazismu Gresik sejak tahun 2020.
Pengalaman hidup pribadi mendorong keputusan Aisyi untuk menjadi donatur. Ia menjadi anak yatim sejak kelas III SD. Saat itu, Aisyi menyaksikan perjuangan sang ibu dalam menghidupi enam anak yang semuanya masih bersekolah.
Selain itu, Aisyi sangat menyukai dunia pendidikan dan percaya bahwa pendidikan setinggi mungkin dapat membuka peluang yang lebih besar untuk bermanfaat bagi sesama. Aisyi juga merasakan beratnya perjuangan menimba ilmu sekaligus mencari dana saat menempuh kuliah Strata 1. Kondisi ini membuat ia sangat memahami beban yang dipikul para pelajar yang terbebani dengan biaya sekolah.
Panutan Orang Tua
Aisyi juga bercerita, ia mendapat panutan yang baik dari orang tua suami. “Selama masa hidup almarhumah ibu suami, beliau telah menyekolahkan banyak orang, bahkan beberapa dicarikan pekerjaan yang layak,” ungkapnya.
“Bahkan sebelum meninggal, beliau masih sempat berwasiat agar kami membantu sepupu kami melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi,” terangnya. Panutan inilah yang semakin memantapkan langkah Aisyi untuk berdonasi.
Aisyi merasakan dampak yang mendalam dari donasi yang diberikan. Rasa syukur dan haru muncul karena ia dimampukan untuk membantu meringankan beban biaya pendidikan pelajar yang berjuang seperti dirinya di masa lalu. Semangat yang semakin membara untuk mencari rezeki menjadi motivasi agar semakin banyak pelajar yang bisa ia bantu.
“Pertemuan dengan anak-anak yang masih berusaha memegang lentera di tengah gelapnya cobaan yang mereka alami, mengingatkan kami bahwa di balik cobaan selalu ada kemudahan. Kami semakin bisa mengintrospeksi diri bahwa kami telah melewati itu dulu dan cobaan yang kami hadapi saat ini dan di masa depan akan selalu ada kemudahan di baliknya,” ujarnya.
Dorongan Konsisten dan Bersemangat
Meskipun tantangannya adalah harapan untuk konsisten menambah jumlah anak asuh setiap tahunnya, Aisyi tetap percaya dan memilih Lazismu Gresik dalam menyalurkan donasinya.
“Kami menilai Lazismu yang merupakan bagian dari Muhammadiyah pasti menjalankan Kemuhammadiyahan dengan sungguh-sungguh, khususnya di bidang pendidikan. Hal ini selaras dengan semangat kami dalam niatan memperluas jangkauan kami untuk bisa mengulurkan tangan kepada pelajar yang memerlukan bantuan,” tegasnya.
Selain bantuan finansial, Aisyi memberikan dukungan emosional kepada anak asuh. Ia menceritakan, “Kami dan mereka adalah serupa. Hanya bedanya, kami telah melalui itu, sedangkan mereka masih menjalaninya.”
Tujuannya, menenangkan hati mereka agar fokus belajar tanpa memikirkan biaya, sehingga beban yang dijalani tidak terasa terlampau berat.
Selama hampir lima tahun, Aisyi melihat perkembangan anak asuh. Ia merasakan mereka telah tumbuh menjadi pribadi yang semakin berani melangkah menjalani kehidupan dan tetap memiliki semangat untuk belajar. Harapan terbesarnya bagi anak asuh adalah agar kelak mereka menjadi anak yang berbakti pada orang tuanya, mampu mengamalkan ilmunya demi kemaslahatan umat.
“Mereka harus menjadi manusia yang mampu dan mau mengulurkan tangannya membantu sesama seperti yang mereka rasakan saat ini,” lanjutnya.
Pesan Membersihkan Hati dan Harta
Dalam acara Gagasan Orang Tua Asuh, Aisyi menilai kualitas program Lazismu Gresik sudah cukup baik dengan progres perbaikan berkelanjutan. Namun, masih ada yang perlu Lazismu perbaiki.
“Kegiatan Gagasan yang kami rasa masih stagnan berfokus ke banyaknya sambutan, laporan, dan acara penyerahan penghargaan sekolah, sehingga waktu kami bertemu anak asuh hanya bersifat acara tambahan dengan waktu terbatas,” ujarnya.
Aisyi juga membagikan pesan kepada calon donatur orang tua asuh bahwa salah satu cara menolong diri sendiri di Yaumul Baats, Yaumul Mahsyar, dan Yaumul Mizan adalah dengan cara menolong orang lain.
“Salah satu cara membersihkan hati dan harta adalah dengan berbuat baik ke sesama. Perbuatan baik yang ringan tetapi berdampak besar adalah membantu biaya sekolah. Karena ayat pertama di Al-Qur’an adalah ‘Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan’,” lanjutnya.
Aisyi menyimpulkan, ia belajar, “Rezeki sudah ada takarannya, harta kita tidak akan habis apabila kita keluarkan di jalan-Nya.” Baginya, hidup hanya sekali dan sebentar, dan harus bermanfaat bagi sesama.
Ia juga memahami hadist: “Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini (mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah) di surga.” (HR. Muslim). (#)
Jurnalis Dyah Faridah Penyunting Sayyidah Nuriyah
Sumber Artikel :
1. https://tagar.co/aisyi-anggun-hidayati-lentera-pendidikan-sepuluh-anak-asuh/
Artikel Terbaru
Lazismu Gresik Perkuat Solidaritas Pendidikan Melalui Silatu...
Menebar Cinta, Merawat Asa: Jejak Kepedulian dr Farida Nur A...
SD Muhammadiyah Manyar Kenalkan Budaya Berbagi yang Menyentu...
Aisyi Anggun Hidayati: Lentera Pendidikan Sepuluh Anak Asuh
Filantropi Cilik Gresik 2025: Daftar Peraih Penghargaan pada...
Filantropi Cilik, Langkah Kecil untuk Menyalakan Masa Depan...
Lazismu Jatim Dorong Pengasuhan Anak Yatim Berbasis Keluarga
Gathering Orang Tua Asuh 2025: PDM Gresik Tekankan Pentingny...
Menganti Menyulam Harapan: Ketika Banyak Tangan Menguatkan P...
Jejak Kemanfaatan Pilar Pendidikan Lazismu Gresik: Hadirkan...