Menebar Cinta, Merawat Asa: Jejak Kepedulian dr Farida Nur Aini untuk Anak Yatim
pwmu.co - Bagi sebagian orang, membantu anak yatim adalah panggilan hati, namun bagi dr. Farida, itu adalah wujud nyata dari keyakinan.
Ia bercerita bahwa motivasi terbesarnya datang dari pesan dalam QS Al-Ma’un serta hadis riwayat Bukhari yang menyebut, “Aku dan orang yang memelihara anak yatim kedudukannya seperti ini di surga,” sambil Rasulullah SAW merapatkan jari telunjuk dan jari tengah. Pesan sederhana namun dalam itu menjadi titik awal perjalanan filantropinya.
Komitmen tersebut semakin kokoh setelah pandemi Covid-19 melanda dunia. Tahun 2021, tepat setelah gelombang besar Covid berlalu, ia menyaksikan bagaimana begitu banyak anak kehilangan orang tua dalam waktu singkat. Dari situlah ia memutuskan bergabung dalam Program Orang Tua Asuh.
“Ini juga bentuk rasa syukur. Kami sekeluarga diberikan keselamatan dari pandemi itu,” ujarnya pelan.
Sejak saat itu, hubungan antara dirinya dan anak asuh bukan hanya tentang memberi bantuan. Ia merasa mendapat kesempatan untuk mengenal lebih dekat dan memberi motivasi tentang masa depan.
“Lebih kenal dengan anak asuh dan bisa memberikan motivasi dan sedikit arahan masa depan mereka,” jelasnya.
Baginya, menjadi bagian dari salah satu orang tua asuh menghadirkan rasa senang dan kepuasan tersendiri.
“Karena dengan membantu orang lain, kita juga ikut merasakan kebahagiaan mereka,” tuturnya.
Di akhir, ia memberikan pesan kepada anak asuhnya ketika gathering Anak Asuh Lazismu Gresik.
“Semangat belajar. Dengan ilmu, kita bisa menguasai dunia. Kita harus punya kompetensi. Di mana ada kemauan, pasti ada jalan.”
Ia juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT melalui ibadah. Salat tepat waktu, tahajud, duha, dan membiasakan membaca Al-Qur’an menjadi nasihat yang terus ia ulang. Menurutnya, tidak perlu langsung sempurna—cukup mulai perlahan.
Seminggu sekali, lalu dua kali, dan akan menjadi kebiasaan. Ia juga mengingatkan anak asuhnya untuk terus mendoakan orang tuanya.
“Jangan lupa selalu mendoakan orang tua. Karena dengan doa itu, orang tua kita akan menerima angin segar di sana.”
Bagi dr. Farida, menjadi orang tua asuh bukan tentang besar kecilnya bantuan yang diberikan, tetapi tentang membangun jembatan harapan agar anak-anak yang kehilangan pegangan tetap punya masa depan yang kuat, bermartabat, dan penuh cahaya.
*) Penulis : Tirsa Aurora
*) Editor : Zahra Putri Pratiwig
Artikel Terbaru
Lazismu Gresik Perkuat Solidaritas Pendidikan Melalui Silatu...
Menebar Cinta, Merawat Asa: Jejak Kepedulian dr Farida Nur A...
SD Muhammadiyah Manyar Kenalkan Budaya Berbagi yang Menyentu...
Aisyi Anggun Hidayati: Lentera Pendidikan Sepuluh Anak Asuh
Filantropi Cilik Gresik 2025: Daftar Peraih Penghargaan pada...
Filantropi Cilik, Langkah Kecil untuk Menyalakan Masa Depan...
Lazismu Jatim Dorong Pengasuhan Anak Yatim Berbasis Keluarga
Gathering Orang Tua Asuh 2025: PDM Gresik Tekankan Pentingny...
Menganti Menyulam Harapan: Ketika Banyak Tangan Menguatkan P...
Jejak Kemanfaatan Pilar Pendidikan Lazismu Gresik: Hadirkan...